skenario temu manten

BAB I
Pengertian Nikah
Nikah menurut bahasa berarti menghimpun atau mengumpulkan. Pengertian nikah menurut istilah adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim sebagai suami istri dengan tujuan membina suatu rumah tangga yang bahagia berdasarkan tuntunan Allah Swt. 

Pengertian pernikahan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun1974 tentang Perkawinan, perkawinan yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Hukum Nikah
Hukum menikah dalam islam adalah sunah muakad, tetapi bisa berubah sesuai dengan kondisi dan niat seseorang. Jika seseorang menikah dengan diniatkan sebagai usaha untuk menjauhi dari perzinahan, hukumnya sunah. Akan tetapi, jika diniatkan untuk sesuatu yang buruk, hukumnya menjadi makruh, bahkan haram. 

Salah satu ayal alquran yang berisi perintah menikah yaitu sebagai berikut yang artinya : "Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir". (Q.S. Ar-Rum, 30:21)

Rukun Nikah
Rukun nikah merupakan hal-hal yang harus dipenuhi agar pernikahan menjadi sah. Rukun nikah dalam islam itu ada 5, yaitu sebagai berikut.
§ Ada mempelai yang akan menikah.
§ Ada wali yang menikahkan.
§ Ada ijab dan kabul dari wali dan mempelai laki-laki.
§ Ada dua saksi pernikahan tersebut.
§ Kerelaan kedua belah pihak atau tanpa paksaan.
Syarat Nikah
Syarat syarat nikah yaitu sebagai berikut.
§ Calon suami telah balig dan berakal.
§ Calon istri yang halal dinikahi.
§ Lafal ijab dan kabul harus bersifat selamanya.

              Ijab artinya mengemukakan atau menyatakan suatu perkataan. Kabul artinya menerima. Jadi, ijab kabul artinya seseorang menyatakan sesuatu kepada lawan bicaranya, kemudian lawan bicaranya menyatakan menerima.

              Dalam pernikahan, yang dimaksud dengan ijab kabul adalah seorang wali atau wakil dari mempelai perempuan mengemukakan kepada calon suami anak perempuannya/perempuan yang dibawah perwaliannya, untuk menikahkannya dengan lelaki yang mengambil perempuan tersebut sebagai istrinya. Lalu lelaki yang bersangkutan menyatakan menerima pernikahannya itu.

              Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa: Sahl bin Said berkata, seorang perempuan datang kepada Nabi saw. untuk menyerahkan dirinya, dia berkata, "Saya serahkan diriku kepadamu." Lalu ia berdiri lama sekali (untuk menanti). Kemudian seorang laki-laki berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah kawinkanlah saya dengannya jika engkau tidak berhajat kepadanya." Lalu Rasulullah saw. bersabda "Aku kawinkan engkau kepadanya dengan mahar yang ada padamu." (H.R. Bukhari dan Muslim).
Hadis Sahl tersebut menerangkan bahwa Rasulullah saw. telah mengijabkan seorang perempuan kepada Sahl dengan mahar atau maskawinnya ayat alquran dan Sahl menerimanya.
§ Dua orang saksi.

Menurut jumhur ulama, akad nikah minimal dihadiri oleh dua orang saksi. Saksi dalam akad nikah harus memenuhi syarat-syarat berikut.
-Cakap bertindak secara hukum (balig dan berakal).
-Minimal dua orang.
-Laki-laki.
-Merdeka.
-Orang yang adil.
-Muslim.
-Dapat melihat (menurut ulama mazhab Syafii).
§ Adanya wali.

Dari Abu Musa r.a., Nabi saw. bersabda, "Tidaklah salahsatu pernikahan tanpa wali." (H.R. Abu Dawud dan disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam sahih Sunan Abu Dawud no. 1.836). Wali yang mendapat prioritas pertama di antara sekalain wali-wali yang ada adalah ayah dari pengantin wanita. Kalau tidak ada barulah kakeknya (ayahnya ayah), kemudian saudara lelaki seayah seibu atau seayah, kemudian anak saudara lelaki. Sesudah itu barulah kerabat-kerabat terdekat yang lainnya atau hakim.

Wali nikah harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat wali nikah tersebut adalah antara lain sebagai berikut.
-Laki-laki.
-Balig dan berakal sehat.
-Beragama islam.
-Merdeka.
-Memiliki hak perwalian.
-Tidak ada halangan untuk menjadi wali.
-Adil



BAB II
Tata upcara temu manten
a.       MC membuka acara (dalam memandu acara paggih,  MC menghimbau ibu perias pengantin lebih menonjolkan jati diri sebagai pelestari budaya jawa dengan memakai jarit, kebaya dan sanggul.
b.      Penganti putri keluar dari kamar diapit dua ibu-ibu, diiringi ibu perias pengantin, bapak ibu pemangku hajat, 4 peraga kembar mayang putra putri, tanpa membawa  kembar mayang. Sesampai dipelaminan, pembawa kembar mayang putra menjemput pengantin putra dipintu gerbang dngan membawa kembar mayang.
c.       Pengantin putra dating. Urutannya : pembawa kembar mayang putra, pengantin putra diapit bapak-bapak, ibu.
d.      Tukar kembar mayang,
e.       Sawatan gantal, pengantin putra melempar sirih kedada pengantin putrid, pengantin putrid melempar sirih kepaha kanan pengantin putra.
f.       Pengantin berjabat tangan. Pengantin putrid mrncium pengantin putra. Ibu perias mendahului duduk simpuh didekat ranupada dan mempersilahkan kedua pengantin melepas selop msing-masing.
g.      Wiji dadi lan junjung drajat, ibu perias mempersilahkan pengantin putrid  duduk simpuh didepan suami. Lalu suami menginjak telur ayam kampung sampai pecah. Setelah telur aym pecah, pengantin putrid sungkem kepada suami, lalu mencuci kaki suami sampai bersih. Ibu perias, mempersilahkan pengantin putra memegang kedua bahu istrinya dan membantu berdiri. Setelah pengantin putri berdiri, ibu perias boleh menarik piranti wiji dadi agar tidak terinjak. Setelah itu penganti putrid dipersilahkan berjalan mengelilingi suaminya, dari samping kanan terus kebelakang dan berhenti disamping kiri pengantin putra.
h.      Unjukan tirta wening, yang member minuman adalah ibu pemangku hajat saja.
i.        Sindhuran, bapak pemangku hajat berdiri didepan kedua pengantin ibu dbelakang kedua pengantin sambilmenyelimutkan sindur, seluruh pengiring baik keluarga putrid dan keluarga putra harus dibelakang ibu pemangku hajat. Ketika pemangku hajat sudah dipelaminan, pengiring baru bubar.
j.        Pangkon timbang lan tanem tancep, setelah, sampai dipelaminan bapak pemangku hajat mendahului duduk ditengah pelaminan lalu memangku kedua pengantin dengan tetap memakai kain sindur. Setelah itu, kain sindur dilepas oleh ibu dan bapak membantu kedua pengantin duduk dipelaminan. Tangan kiri bapak memegang bahu kanan pengantin putra dan tangan kanan memegang bahu pengantin putrid. Lalu bapak ibu kembali ketempat duduk disebelah kanan pengantin.
k.      Kacar – kucur, ibu peria pengantin duduk simpuh disamping kiri pengantin putri. Kenya ayu membawa piranti berupa klasa Bangka dan kacu bangun tulak diserahkan kepada ibu perias. Kemudian ibu perias menyerahkan klasa bangka kepada pengantin putri. Ibu perias mempersilahkan pengantin pura berdiri mengucurkan guna kaya kepada pengantin putrid. Kemudian guna kaya dibungkus oleh lalu diserahkan kepada ibu pemangku hajat oleh pengantin putri diikuti penganti putra dari belakang.
l.        Dulangan , Kenya ayu membawa satu piring nasi kuning, diserahkan kepada ibu perias pengantin. Selanjutnua diserahkan kepada pengantin putra, pengantin putra pertama kali menyuapi istrinya dengan tangan kanan, sementara iyu tangan kiri memegang dagu istrinya. Lalu pengantin putrid ganti menyuapi suaminya dengan tangan kanan adapun tangan kirinya memegang bahu kanan suami. Setelah itu bersama-sama menyuapi dilanjutkan saling member air minum berupa trucuh degan dngan tata cara yang sama.
m.    Sungkeman , sesudah keempat duduk dipelaminan, ibu perias mempersilahkan kedua pengntin melepas selop masing-masing. Kemudian pengantin putrid melepas keris pengantin putra diletakkan dengan posisi berdiri ditengan pelaminan. Pengantin putra menggandeng istrinya sown ke bapak ibu pemangku hajat. Pengantin putrid didepan dan pengantin putra dibelakang. Lalu pengantin putri sungkem terlebih dahulu kepada bapak pemangku hajat setelah itu kepada ibu, pengantin putra mengikuti pengantin putrid. Ketka sowan besan, pengantin putra terlebih dahulu sungkem kepada bapak besan. Setelah sungkem kembali pengantin kepelaminan, kemudian keris dipasang kembali oleh pengantin putri dan bersama-sama duduk dipelaminan.
Pelaku / peraga
1.      Pranatacara :Maziatul Khusnah
2.      Perias : Fauziaturrohmah
3.      Pengantin pria : A. Wahyu P.
4.      Pengantin wanita : Tri W. Rohmania
5.      Bapak dan ibu pengantin Pria: Ani Rokhimah dan Nur jannatir R.
6.      Bapak dan ibu pengantin Wanita: Dian A. Andari
7.      Kembar mayang (pr.) : Nur laili M. dan Dhana Q. A’yun
8.      Kembar mayang (lk) : Sudatari P. dan Izza Afkarina
9.      Qori’ : S. Uswatun Khasanah
10.  Sambutan peng. Pria: Izza Afkarina
11.  Sambutan peng. Wanita: S. Uswatun Khasanah
12.  Do’a: S. Uswatun Khasanah
Perlengkapan
1.      Pelaminan
2.      Tikar kecil
3.      Bokor berisi air bunga setaman
4.      Gayung
5.      Talam berisi bunga dan telur ayam
6.      Gantal (daun sirih yang digulung dan diikat dan diikat tali benang)
7.      Dua pasang kembar mayang (4 buah)
8.      Polowija, beras kuning, uang logam dimasukkan kedalam kantung
9.      Selembar kain sapu tangan
10.  Nasi  kuning
11.  Dua gelas ai minum
12.  Sindhur / selendang
13.  Daun pisang raja
Naskah upacara temu manten
Pranatacara
- Assalamu’alaikum wr. wb
- Nuwun , sagung para Alim, para sesepuh saha pinisepuh langkung-langkung Bp. Kyai Wiyoso ingkang dahat kinabekten. Para manggalaning praja ingkang tuhu pantes sinudarsana , sumawana para tamu kakung miwah putri ingkang tansah sinugata ing kaurmatan.
- Kapurwakan kanthi ngujukaken puji syukur wonten ngarsa dalem Allah SWT , kula pun Wisnumurti , ingkang piniji pinangka sulih sarira saking R. Harjuno kalian garwa dalah kulawarga , ngaturaken pambagya sugeng rawuh , saha ngaturaken gunging panuwun ingkang tanpa pepindhan, awit saking rawuh panjenengan sedaya.
- Salajengipun , kados sampun sami priksa , bilih R. harjuno sekalian dinten menika hanetepi darmanign asepuh, malakramakaken putra putrinipun ingkang asesilih Rara Pregiwa dhaup kaliyan Bagus Kacanegara atmaja kakungipun R. Werkudoro ingkang lenggah dedalem ing unggul pawenang
Wondene upacara ijabing penganten, sampun kalampahan ing ari kalenggahan punika, ka wau wanci tahuh 08 wnip. mapan ing dalem Harjunan . Saking keparengipun Allah SWT awit saking donga pangestu panjenengan sedaya, upacara ijab lumampah kanthi rancak kali sing sambekala.
Pramila rawuh panjenengan sedaya, kasuwun hanekseni saha kasuwun paring tambahing donga pamuji , mugi pinanganten anggenipun badhe mangun bebrayan, tansah manggih kabagyan tuwin kamulyang, dadosa kulawarga ingkang sakina mawaddah warohmah, pinaringana putra ingkang sholeh lan solihah.
- Para rawuh kakung saha putri ingkang tuhu kinurmatan,
Pahargyan ing wanci punika saged lumampah, inggih hamung karana paring pambiyantunipun sanak kadang, tangga tepalih punapa dene tandha tresna saking sagung para tamu.
Ingkang menika panjenenganipun R. Harjuno kaliyan garwa dalah kulawarga, mboten saged atur pinwales menapa-menapa , kejawi namung ngaturaken gunging panuwun ingkang tanpa pepindhan , kairing panyuwun wonten ngarsa dalem Allah SWT , mugi sih kadarman panjenengan sedaya pinaringan lelintu ingkang satraju.
- Salajengipun R. Harjuno sekalian ugi nglenggana, kathah kekirangan saha kalepatan anggenipun nampi saha ngacarani rawuh panjenengan sedaya, wiwit saking kirang gupuh aruh lungguh tuwin suguh ingkang mboten damel suka reraning penggalih sagung para tamu ingkang punika R. Harjuno sakulawarga nyuwun agunging sih pangaksami.
- Ing wasana dhumateng para tamu kakung saha putri , kasuwun hanyekecakaken anggenipun sami lelenggahan ngantos paripurnaning pahargyan ing mangke kanthi mardikaning penggalih . Saha kasuwun mugi wonten keparengipun hangedhapi pasugatan ingkang saged kaaturaken
- Pinangka panutuping atur, mbok bilih wonten lepat atur kula, keparenga para tamu paring agungin pangaksami. Bilahit taufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum wr. wb.
 PANYANDRA PENGANTEN PUTRI WIYOS PINUJUSASANA RINENGGA
1. Penganten putri miyos saking panti busana, lenggah ing sasana rinenggga.
 - Binarung swaraning pradangga munya angrangin, ambabar gendhing Ktw. Sekarteja laras slendro pathet manyura, katingal ana wanodya sulistya ing warni mijil saking panti busana, kakanthi manjing sasana rinengga
- Sampating busana ingkang hangemba busananing prameswarinata, tinon saking mandrawa kawuryan abyor mompyor pating galebyar pating calorot pindha kartika gumingsir papan
- Meloking wadana, sumunu agiler-gilar pindha kencana binabar. Palarapane nyela cendhani sinungging pepaes awarna kresna. Rikma anjanges cecundhuk pinetha wulan tumanggal, den apit centhung kanan miwah kering lir peksi jiwa-jiwa.
Cundhuk mentul pinasng tata pinatut, katiyubing maruta manda pindha astane wong ayu kang lagi ngawe-awe kekasihe / Ukel tekuk kapenet ing sesekaran pinilih, lamun kadulu tuhu wimbuh hamantesi. Lamun cinandra kasulistyaning penganten putrid, sayekti luwih warna kurang candra. Dhasar sedheng dedege, mantesi genging sarira, sasolahe milangoni lelewane tansah hanuju prana , anggambaraken lamun pinanganten putrid tuhu wanodya ingkang pinter bekti marang kakunge.
- Ing mangke nggenya lumaksana pinanganten putrid, wus ngancik unggyan kang tinuju. Dening juru sumbaga gya kaaturan lenggah ing dhampar pinasri
- Nalika samana, pinanganten putrid wus lenggah anggana raras, tegese lenggah piyambak-an . Jroning nggalih hamung tansah hangantu rawuhipun ingkang raka garwa, prandene datan kawijil pangandikane, hamung semuning wadana sung sasmita mugi pinanganten kakung daya-dya kaaturan rawuh.
- Pramila mbalung jagung supama, pinunggel semanten rumiyin, pangrumpaka adicara lenggahipun pinanganten putri ing sasana rinengga, tumuli badhe hangancik adicara salajengipun. Nuwun
 Panyandra Pengantin Kakung Rawuh
2. Penganten Kakung Rawuh

- Tanggap ing sasmita Risang Pinanganaten kakung, dupi pirsa lamun wus tinengga dening garwa pepudyanipun, daya-daya jengkar saking palereman, arsa manjing sasana wiwahan
- Tan pantara dangu, saking gapuraning sasana wiwahan, sampun katingal gumebyaring cahya pindha teja kinuwung prabawa. Daya dangu saya cetha, saya caket saya ngalela. Sayekti punika tejane rising pinanganten kakung, ingayab dening para kadang sentanane.
- Pinanganten kakung kawuryan ngagem busana ingkang hangamba busananing narendra, lamun kadulu king mandrawa katon agung, mrabu miwah mrabawa.
Agung ateges kebak ing kaendahan kang sanyata adiluhung, mrabu, pindha jejering narendra kang kebak ing kawibawan luhur. Wondene mrabawa, sayekti sinung prabawa, edi endah milangoni.
- Dhasar penganten kakung bagus pasuryane, mikolehi piadege, katon lamun bawa leksana bebudene. Saupama tamtama, sayekti sembada wira tama prawira jayeng palugon . Tatag tangguh tanggon tanggung jawab prapteng ngendon
- Ing mangke wus ngancik wiwaraning sasana wiwahan, pinanganten kakung miwah sanggya para kadang pangayab tumuli samya kandheg nggenira lumaksana, dupi hangancik titilaksana pasarah tinampi
- Pangarsaning duta ingkang kasarra dening R. Setyaki, punapa dene R. Nakula ingkang piniji kinayra sulih sarira R/ Harjuna, sampun samya sawega ing gati. Pramila katur para prayagung ingkang samya hawung karti, sumangga nuwun
Panyandra Upacara Panggih Pengantin
3. Upacara Panggih Saha Adat (Krobongan)
- Wus dungkap wahyaning mangsa kala, tumapaking prastawa gati nenggih upacara adat panggihing pinanganten sarimbit.
Nalika samana, pinanganten kakung lumaksana hanuju mring sasana piniji, makaten ugi pinanganten putri sampun jengkar saking palenggahan arsa hamapag rawuhipun ingkang raka garwa . Lon lonan nggenira lumaksana pinanganten kekalih, pratandha suka hanengenaken mring rasa pangati-ati
- Dupi wus samya caket ngggenira lumaksana, pinanganten kekalih samya apagut tingal, tumuli kumlawe astane samya abebalangan gantal, kinarya pralambang manunggaling sih katresnan jati pinanganten kekalih. Pindhane suruh sanadyan dinalu beda lumah lawan kurebe, parandene lamun ginigit padha rasane.
- Ing mangke pinanganten kakung gya marepegi ponang antiga, tumuli tinapak ing pada, pecah sanalika. Sayekti kinarya pralambang antebing tekade, nggenya badhe mecah saking panggulawenthahing rama ibu,.arsa madeg balewisma mandireng pribadi, kinarya sarana tumbangkaring wiji murih lestarining tumuwuh.
- Pinanganten putri daya-daya anjengku sarwi sumembah, tumuli amijiki samparanipun ingkang raka garwa. Kinarya pralampita prasetyaninpun pinanganten putri, nggennya tansah setya bekti mring guru nadi ing salami-lami. Ing pangajab mugi sedaya lelampahan kirang pryaogi ingkang sampun kawuri den wijiki murih musna kantun watak budi rahayu, kinarya sangu angayuh kamulyaning agesang bebrayan.
- Nalika samana pinanganten kekalih sampun jumeneng jajar akekanthen asta, dening rama ibu gya sinengeban sindur , kakanthi manjing sasana adimulya, kalenggahaken ing dhampar pelaminan. Paran ta werdine dene pinanganten jroning lumaksana kanthi sinengeban sindur . Sayekti kinarya pramlampita, bilih bebrayanipun pinanganen sarimbit tansah tinuntun dening feh darmaning kautaman, tinangsulan deneing reh darmaning plakrami, jumbuh paugeraning agami ingkang rinasuk.
- Sanadyan lon-lonan nggenira lumkasana, parandene ing mangke pinanganten sarimbit wus ngancik unggyan kang tinuju, nenggih sasana adimulya/
- Sindur gya linolos, Ibu juru sumbaga tumuli hamrattitisaken adicara bobot timbang. R. Harjuna gya lenggah ing dhampar pinasri, pinanganten sarimbit pinangku dening ingkang rama. Kawijil pangandikane Ibu Wara Sembadra, mundhut pirsa dhumateng ingkang garwa. “ Awrat pundi bapakne?” Kandthi aris R. Harjuna paring wangsulan, “Padha bobote!” / Anggambaraken lamun wus timbang bobot katresnane, saha kekalihira arsa rinengkuh sami, mboten badhe emban cindhe emban siladan, hanangin kekalihira arsa rinengkuh putra pribadi.
- Paripurna upacara bobot timbang, tumuli hangadani upacara tanen. Liripun pinanganten sarimbit kawisudha lenggah ing dhampar pelaminan, candrane pindha raja myang prameswari. Upacara punika kinarya pralambang, bilih wiwit kala mangsa punika pinanganten sarimbit sampun madeg balewisma mandireng pribadi, uwal saking panggulawentahing rama ibu.
- Salajengipun badhe lumampah upacara kacar-kucur.
Upacara punika anggambaraken bilih jejering kakung wajib paring guna kaskaya dhumateng ingkang garwa. Sedaya asiling pakaryan kedah kaparingaken datan wonten ingkangkasingidaken. Pinanganten putrid anggadhahi wajib hanampi guna kaya peparingin kakung kanthi nastiti ngatiati, den cak-aken kanthi premati murih raharjaning kulawarga
- Upacara kacar-kucur sampun paripurna, salajengipun gya hangadani upacara dhahar walimah. Pinanganten kekalih samya dhahar kembul dulang dinulang, kinarya pralambang prasetyaningpun pinanganten kekalih nggennya dedya sebaya papa sebaya mulya/ Pahit getiring agesang bebrayan dedya karaosaken sesarengan.
5. Sungkeman
Dupi priksa lamun para pepundhen catur sampun kepareng lenggah, pinanganten sarimbit daya-daya jengkar saking palenggahan gya hangaturaken sungkem mring rama ibu. Candrane tansah kairing puja mugi tansah rahayu.
Nalika samana, sampun jengkar rising pinanganten sarimbit repepeh-repepeh pindha sata matarangan, ngabyantara ing ngarsa rama saha ibu. Wadana tumungkul yayah konjem ing bantala, tangkeping asta sumembah, sinartan eninging cipta nyadhong pangastawa saking rama ibu.
Gilir gumanti pinanganten sarimbit hangaturaken sungkem mring pepundhen catur. Sanadyan lir sinendhal mayang penggaliipun rama ibu dupi hanampi sungkemipun ingkang putra, parandene para pepundhen catur samya paring donga pangestu dhumateng pinanganten sarimbi. Mugi-mugi nggennya badhe amangun balewisma ing madyaning bebrayan agung, tansah tansah manggih cepaka mulya sawakul gedhene, liripun sageda tansah sembada kang sidedya, jumbuh ingkang ginayuh lan dumugi ingkang kaesthi. Lestari pinesthining jodho, atutruntut bagya lan mulya, tebih saking gora godha lan rencana.
Sampun paripurna adicara sungkeman, salajengipun pinanganten sarimbit arsa tedhak citra utawi foto sesarengan rama saha ibu, kinarya pepenget tumapakaking prastawa gati ing wanci punika.
Kanthi upacara tedhka citra, pratandha paripurna upacara adat panggihing pinanganten sarimbit. Daya-daya hangancik adicara salajengipun. Nuwun.

Pasrah
Assalamu 'alaikum Wr.Wb

Poro pepunden sesepuh aji sepuh ingkang satuhu pono ing pamawas miwah lebdo ing pitutur
Poro pinisepuh saha sesepuh ingkang hanggung hamastuti dumateng pepeoyaning kautaman ingkang pantes nampi pakurmatan
Poro pangenban pangembating projo satrianing nagari ingkang minangka pandam-pandoming kawulo dasih.
Nuwun inggih para brayat ageng barayo wiro wiyoto wiro tamtomo purno karyo labet projo ingkang sampun wenang nampi wahyuning kasutapan ingkang satuhu bagyo mulyo.
Kunjuk panjenenganipun poro alim para –para ulama, bopo haji saha ibu hajah poro santriwan santriwati ingkang rinten dalu tansah sumanding kitap suci wahyuning ilahi, pinangka panuntun kiblating panembah ingkang satuhu luhuing budi.
Poro sedyo werdo carono madyo tamu kakung miwah putri ingkang satuhu bagyo mulyo.
Sang yaning para tamu ingkang tansah pinundi pundi, kawulo nuwun kanti linambaran pepayungipun raos suko sukur dumateng Gusti, mugi rahayu wilujeng sagung ing Dumadi. sak lebetipun wonten ing pahargyan agung prastowo punika.
(setelah mengucapakan puji syukur selanjutnya intinya teks pidato pasrah penganten kakung ada di bawah ini, lanjutkan untuk membacayanya)
Panjenanganipun Bp…(ingkang nampi) ingkang sepindah,wondene wigatosing sedyo sowan kulo wonten ngarso panjenengan ingkang angka pisan ngaturaken sewu pangapunten mbok bilih ingkang hamengku gati…(besan saking temanten kakung) boten sagen masrahaken putanipun calon temanten kakung kapekso namung saged mgatiraken salam taklim mugi katuro dumateng panjenengan sedoyo, ingkan lumantar kawula. mbok bilih anggenipun hangrakit sekar cempoko mulyo, hamiwoho suto mahargya siwi tetepo winengku ing suko basuki.

Jangkep kaping kalih, rehing putra calon temanten kakung nuwun inggih panjenenganipun Bg…..(nama temanten kakung), atmaja panjenenganipun Bp/ibu….ingkang pidalem ing….sampun kelampahan ijab/daup kaliyan Rr….(nama temanten putri), atmojo panjenenganipun Bp/ibu…(orang tua dari temanten putri), kala wau dinten…Surya kaping….( tanggal, bulan dan tahun proses ijab qobul), wanci tabuh ….mapan ing dalem….mriki, kanthi nirbaya nir wikara boten wonten alangan satunggal punapa.

Mbok bilih sampun titiwanci tumapaking gati, pramila calon temanten kakung kula pasrahaken, mugi saged katindakaken dhaup panggihipun temanten, anut satataning adat widhiwidana ingkang sampun lumampah wonten ing padukuhan….(nama desa prosesi acara tersebut)…kula sak pengombong tansah jumurung pamuji ing karso, sinatran puji dongo mugi gusti tansah ngijabahi dumateng temanten sarimbit, anggenipun amangun brayat engga, tansh manggih guyuo rukun, atut runtut, ayem tentrem, rahayu ingkang tinuju, bagya mulya ingkang sinedyo.

Dene ingkang wekasan, sesampunipun paripurnaning pahargyan kula sarombongan pengombyong temanten kakung, kaparengo nyuwun pamit saha nyuwun pangestu, mugi-mugi lampah kawula sarombongan manggih wilujeng kalis ing rubedo nir ing sambikolo dumugi dalemipun soang -soang.

Semanten ugi mbok bilih kawula anggenipun minangka talanging basa wonten kekirangan dalasan kaladuk anggen kawula matur, kirang subasita ingkang singlar ing reh tata krami, kawula tansah nyuwun lunturing sih samodra pangaksami.

Akhirul kalam, wabilahi taufik wal hidayah
Wassalamuaalaikum wr.wb.
Pinampi
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Nuwun, para pinisepuh ingkang satuhu kinabekten. Bapak-bapak, Ibu-ibu, sadherek-sadherek saha dutaning besan ingkang dahat kinurmatan.
Saderengipun kula nyuwun sih pangapunten ingkang agung awit kula jumeneng ing mriki.

Panjenenganipun Bapak ………………………. (asmanipuningkang masrahaken) kula minangka wakilipun Bapak……………..sekaliyan ingkang wekdal punika mboten kuwawi matur, amargi Bapak……………………….sekaliyan nembe ngeraosaken rombongin
penggalih suka pari suka pikantuk sung-sung talining katresnan ingkang tanpa pepindhan.
Sepindah, panjenenganipun Bapak,. …………… sarimbit
ngaturaken puja-puji syukur dhateng ngarsanipun Gusti Allah SWT. ingkang sampun ndhawahaken kanugrahan dhumateng

Bapak saha Ibu…………………, katitik ing wekdal punika saged

ngajangi pawiwahan upacara pasrah-pasrahan.

Ingkang kaping kalih, kula pribadi tuwin Bapak………………….

sekaliyan ngaturaken pambagya rahayu wilujeng rawuh panje-nengan sadaya, ingkang sampun kanthi sugeng basuki mlarapaken sarat sarana pasrahan saking dalem dumugining wisma mriki.

Kaping tiganipun, atur salam taklimipun sampun dipun tampi dening Bapak………………….sekaliyan, ingkang lumantar Bapak …………………… (ingkang ngaturaken pasrahan) kala wau.

Semanten ugi Bapak…………………. sekaliyan ngaturaken

salam mugi katur wonten ngarsanipun bapak saha Ibu………………..kanthi pepuji mugi-mugi tansaha pinaringan sih kanugrahaning Pangeran, cinelakna ing suka rahayu lan tinebihna ing godha ren-cana.

Kaping sekawan, Bapak…………………………..sekaliyan neda nerima ngaturaken matur nuwun ingkang tanpa pepindhan, dene Bapak………………….sekaliyan kersa angenthengaken bot kare-

potaning Bapak……………………..

Pramila saking punika, pasrahan temanten kakung sampun dipun tampi kanthi suka renaning manah. Menawi sadayanipun sampun sumekta ing damel, Sri panganten kekalih badhe kadhau-paken .



Mawantu-wantu panyuwunipun Bapak……………………sarimbit mugi panjenenganipun dalah para pangaraking panganten sedaya kasuwun kanthi sanget kaparenga anglajengaken suka pari suka anggenipun lelenggahan kanthi miranggan ngantos dumugi paripumaning pahargyan punika.

Minangka puputing rembag, mbok bilih anggen kula nga-turaken atur panampi punika taksih kathah cicir-cewet kuciwaning atur, saha kirang mranani penggalih, kula namung nyuwun gunging samodra pangaksama.
Nuwun,
Akhirulkalam, billahit taufik wal hidayah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



BAB III
Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang kaya salah satunya dalah budaya. Banyak budaya yang diyakini oleh nenek moyang dan masih diyakini oleh masyarakat pada saat ini diantaranya adalah menikah. Salah satu upacara adat yang sakral dan penuh makna. Seiring berjalannya waktu, banyak upacara adat yang dilakukan dengan banyak versi. Akan tetapi, tidak mengubah tahapan-tahapan yang dilakukan oleh nenek moyang. Sebagai genersi muda, haruslah menjag dan melestarikan budaya Indonesia yang menjadi salah satu item kekayaan.


NB: tata cara adat nikahan sesuai dengan daerah masing masing. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL RINGKASAN PROYEK

legenda Agal Agil