skenario temu manten
BAB
I
Pengertian Nikah
Nikah
menurut bahasa berarti menghimpun atau mengumpulkan. Pengertian nikah menurut
istilah adalah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan
yang bukan muhrim sebagai suami istri dengan tujuan membina suatu rumah tangga
yang bahagia berdasarkan tuntunan Allah Swt.
Pengertian
pernikahan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun1974 tentang Perkawinan,
perkawinan yaitu ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Hukum Nikah
Hukum
menikah dalam islam adalah sunah muakad, tetapi bisa berubah sesuai dengan
kondisi dan niat seseorang. Jika seseorang menikah dengan diniatkan sebagai
usaha untuk menjauhi dari perzinahan, hukumnya sunah. Akan tetapi, jika
diniatkan untuk sesuatu yang buruk, hukumnya menjadi makruh, bahkan
haram.
Salah
satu ayal alquran yang berisi perintah menikah yaitu sebagai berikut yang
artinya : "Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
kaum yang berpikir". (Q.S. Ar-Rum, 30:21)
Rukun Nikah
Rukun nikah merupakan
hal-hal yang harus dipenuhi agar pernikahan menjadi sah. Rukun nikah dalam
islam itu ada 5, yaitu sebagai berikut.
§ Ada
mempelai yang akan menikah.
§ Ada
wali yang menikahkan.
§ Ada
ijab dan kabul dari wali dan mempelai laki-laki.
§ Ada
dua saksi pernikahan tersebut.
§ Kerelaan
kedua belah pihak atau tanpa paksaan.
Syarat Nikah
Syarat syarat nikah yaitu
sebagai berikut.
§ Calon
suami telah balig dan berakal.
§ Calon
istri yang halal dinikahi.
§ Lafal
ijab dan kabul harus bersifat selamanya.
Ijab artinya mengemukakan atau menyatakan suatu perkataan. Kabul artinya menerima. Jadi, ijab kabul artinya seseorang menyatakan sesuatu kepada lawan bicaranya, kemudian lawan bicaranya menyatakan menerima.
Dalam pernikahan, yang dimaksud dengan ijab kabul adalah seorang wali atau wakil dari mempelai perempuan mengemukakan kepada calon suami anak perempuannya/perempuan yang dibawah perwaliannya, untuk menikahkannya dengan lelaki yang mengambil perempuan tersebut sebagai istrinya. Lalu lelaki yang bersangkutan menyatakan menerima pernikahannya itu.
Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa: Sahl bin Said berkata, seorang perempuan datang kepada Nabi saw. untuk menyerahkan dirinya, dia berkata, "Saya serahkan diriku kepadamu." Lalu ia berdiri lama sekali (untuk menanti). Kemudian seorang laki-laki berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah kawinkanlah saya dengannya jika engkau tidak berhajat kepadanya." Lalu Rasulullah saw. bersabda "Aku kawinkan engkau kepadanya dengan mahar yang ada padamu." (H.R. Bukhari dan Muslim).
Hadis Sahl tersebut menerangkan bahwa Rasulullah saw. telah mengijabkan seorang perempuan kepada Sahl dengan mahar atau maskawinnya ayat alquran dan Sahl menerimanya.
Ijab artinya mengemukakan atau menyatakan suatu perkataan. Kabul artinya menerima. Jadi, ijab kabul artinya seseorang menyatakan sesuatu kepada lawan bicaranya, kemudian lawan bicaranya menyatakan menerima.
Dalam pernikahan, yang dimaksud dengan ijab kabul adalah seorang wali atau wakil dari mempelai perempuan mengemukakan kepada calon suami anak perempuannya/perempuan yang dibawah perwaliannya, untuk menikahkannya dengan lelaki yang mengambil perempuan tersebut sebagai istrinya. Lalu lelaki yang bersangkutan menyatakan menerima pernikahannya itu.
Diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa: Sahl bin Said berkata, seorang perempuan datang kepada Nabi saw. untuk menyerahkan dirinya, dia berkata, "Saya serahkan diriku kepadamu." Lalu ia berdiri lama sekali (untuk menanti). Kemudian seorang laki-laki berdiri dan berkata, "Wahai Rasulullah kawinkanlah saya dengannya jika engkau tidak berhajat kepadanya." Lalu Rasulullah saw. bersabda "Aku kawinkan engkau kepadanya dengan mahar yang ada padamu." (H.R. Bukhari dan Muslim).
Hadis Sahl tersebut menerangkan bahwa Rasulullah saw. telah mengijabkan seorang perempuan kepada Sahl dengan mahar atau maskawinnya ayat alquran dan Sahl menerimanya.
§ Dua
orang saksi.
Menurut jumhur ulama, akad nikah minimal dihadiri oleh dua orang saksi. Saksi dalam akad nikah harus memenuhi syarat-syarat berikut.
-Cakap bertindak secara hukum (balig dan berakal).
-Minimal dua orang.
-Laki-laki.
-Merdeka.
-Orang yang adil.
-Muslim.
-Dapat melihat (menurut ulama mazhab Syafii).
Menurut jumhur ulama, akad nikah minimal dihadiri oleh dua orang saksi. Saksi dalam akad nikah harus memenuhi syarat-syarat berikut.
-Cakap bertindak secara hukum (balig dan berakal).
-Minimal dua orang.
-Laki-laki.
-Merdeka.
-Orang yang adil.
-Muslim.
-Dapat melihat (menurut ulama mazhab Syafii).
§ Adanya
wali.
Dari Abu Musa r.a., Nabi saw. bersabda, "Tidaklah salahsatu pernikahan tanpa wali." (H.R. Abu Dawud dan disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam sahih Sunan Abu Dawud no. 1.836). Wali yang mendapat prioritas pertama di antara sekalain wali-wali yang ada adalah ayah dari pengantin wanita. Kalau tidak ada barulah kakeknya (ayahnya ayah), kemudian saudara lelaki seayah seibu atau seayah, kemudian anak saudara lelaki. Sesudah itu barulah kerabat-kerabat terdekat yang lainnya atau hakim.
Wali nikah harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat wali nikah tersebut adalah antara lain sebagai berikut.
-Laki-laki.
-Balig dan berakal sehat.
-Beragama islam.
-Merdeka.
-Memiliki hak perwalian.
-Tidak ada halangan untuk menjadi wali.
-Adil
Dari Abu Musa r.a., Nabi saw. bersabda, "Tidaklah salahsatu pernikahan tanpa wali." (H.R. Abu Dawud dan disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam sahih Sunan Abu Dawud no. 1.836). Wali yang mendapat prioritas pertama di antara sekalain wali-wali yang ada adalah ayah dari pengantin wanita. Kalau tidak ada barulah kakeknya (ayahnya ayah), kemudian saudara lelaki seayah seibu atau seayah, kemudian anak saudara lelaki. Sesudah itu barulah kerabat-kerabat terdekat yang lainnya atau hakim.
Wali nikah harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat wali nikah tersebut adalah antara lain sebagai berikut.
-Laki-laki.
-Balig dan berakal sehat.
-Beragama islam.
-Merdeka.
-Memiliki hak perwalian.
-Tidak ada halangan untuk menjadi wali.
-Adil
BAB
II
Tata upcara temu manten
a. MC
membuka acara (dalam memandu acara paggih,
MC menghimbau ibu perias pengantin lebih menonjolkan jati diri sebagai
pelestari budaya jawa dengan memakai jarit, kebaya dan sanggul.
b. Penganti
putri keluar dari kamar diapit dua ibu-ibu, diiringi ibu perias pengantin,
bapak ibu pemangku hajat, 4 peraga kembar mayang putra putri, tanpa
membawa kembar mayang. Sesampai
dipelaminan, pembawa kembar mayang putra menjemput pengantin putra dipintu
gerbang dngan membawa kembar mayang.
c. Pengantin
putra dating. Urutannya : pembawa kembar mayang putra, pengantin putra diapit
bapak-bapak, ibu.
d. Tukar
kembar mayang,
e. Sawatan
gantal, pengantin putra melempar sirih kedada pengantin putrid, pengantin
putrid melempar sirih kepaha kanan pengantin putra.
f. Pengantin
berjabat tangan. Pengantin putrid mrncium pengantin putra. Ibu perias
mendahului duduk simpuh didekat ranupada dan mempersilahkan kedua pengantin
melepas selop msing-masing.
g. Wiji
dadi lan junjung drajat, ibu perias mempersilahkan pengantin putrid duduk simpuh didepan suami. Lalu suami
menginjak telur ayam kampung sampai pecah. Setelah telur aym pecah, pengantin
putrid sungkem kepada suami, lalu mencuci kaki suami sampai bersih. Ibu perias,
mempersilahkan pengantin putra memegang kedua bahu istrinya dan membantu
berdiri. Setelah pengantin putri berdiri, ibu perias boleh menarik piranti wiji
dadi agar tidak terinjak. Setelah itu penganti putrid dipersilahkan berjalan
mengelilingi suaminya, dari samping kanan terus kebelakang dan berhenti
disamping kiri pengantin putra.
h. Unjukan
tirta wening, yang member minuman adalah ibu pemangku hajat saja.
i.
Sindhuran, bapak pemangku hajat berdiri
didepan kedua pengantin ibu dbelakang kedua pengantin sambilmenyelimutkan
sindur, seluruh pengiring baik keluarga putrid dan keluarga putra harus
dibelakang ibu pemangku hajat. Ketika pemangku hajat sudah dipelaminan,
pengiring baru bubar.
j.
Pangkon timbang lan tanem tancep,
setelah, sampai dipelaminan bapak pemangku hajat mendahului duduk ditengah
pelaminan lalu memangku kedua pengantin dengan tetap memakai kain sindur.
Setelah itu, kain sindur dilepas oleh ibu dan bapak membantu kedua pengantin
duduk dipelaminan. Tangan kiri bapak memegang bahu kanan pengantin putra dan
tangan kanan memegang bahu pengantin putrid. Lalu bapak ibu kembali ketempat
duduk disebelah kanan pengantin.
k. Kacar
– kucur, ibu peria pengantin duduk simpuh disamping kiri pengantin putri. Kenya
ayu membawa piranti berupa klasa Bangka dan kacu bangun tulak diserahkan kepada
ibu perias. Kemudian ibu perias menyerahkan klasa bangka kepada pengantin
putri. Ibu perias mempersilahkan pengantin pura berdiri mengucurkan guna kaya
kepada pengantin putrid. Kemudian guna kaya dibungkus oleh lalu diserahkan
kepada ibu pemangku hajat oleh pengantin putri diikuti penganti putra dari
belakang.
l.
Dulangan , Kenya ayu membawa satu piring
nasi kuning, diserahkan kepada ibu perias pengantin. Selanjutnua diserahkan
kepada pengantin putra, pengantin putra pertama kali menyuapi istrinya dengan
tangan kanan, sementara iyu tangan kiri memegang dagu istrinya. Lalu pengantin
putrid ganti menyuapi suaminya dengan tangan kanan adapun tangan kirinya
memegang bahu kanan suami. Setelah itu bersama-sama menyuapi dilanjutkan saling
member air minum berupa trucuh degan dngan tata cara yang sama.
m. Sungkeman
, sesudah keempat duduk dipelaminan, ibu perias mempersilahkan kedua pengntin
melepas selop masing-masing. Kemudian pengantin putrid melepas keris pengantin
putra diletakkan dengan posisi berdiri ditengan pelaminan. Pengantin putra
menggandeng istrinya sown ke bapak ibu pemangku hajat. Pengantin putrid didepan
dan pengantin putra dibelakang. Lalu pengantin putri sungkem terlebih dahulu
kepada bapak pemangku hajat setelah itu kepada ibu, pengantin putra mengikuti
pengantin putrid. Ketka sowan besan, pengantin putra terlebih dahulu sungkem
kepada bapak besan. Setelah sungkem kembali pengantin kepelaminan, kemudian
keris dipasang kembali oleh pengantin putri dan bersama-sama duduk dipelaminan.
Pelaku / peraga
1. Pranatacara :Maziatul
Khusnah
2. Perias : Fauziaturrohmah
3. Pengantin pria : A.
Wahyu P.
4. Pengantin wanita : Tri
W. Rohmania
5. Bapak dan ibu pengantin Pria:
Ani Rokhimah dan Nur jannatir R.
6. Bapak dan ibu pengantin
Wanita: Dian A. Andari
7. Kembar mayang (pr.) :
Nur laili M. dan Dhana Q. A’yun
8. Kembar mayang (lk) :
Sudatari P. dan Izza Afkarina
9. Qori’ : S. Uswatun
Khasanah
10. Sambutan peng. Pria:
Izza Afkarina
11. Sambutan peng. Wanita:
S. Uswatun Khasanah
12. Do’a: S. Uswatun
Khasanah
Perlengkapan
1. Pelaminan
2. Tikar kecil
3. Bokor berisi air bunga
setaman
4. Gayung
5. Talam berisi bunga dan
telur ayam
6. Gantal (daun sirih yang
digulung dan diikat dan diikat tali benang)
7. Dua pasang kembar mayang
(4 buah)
8. Polowija, beras kuning,
uang logam dimasukkan kedalam kantung
9. Selembar kain sapu
tangan
10. Nasi kuning
11. Dua gelas ai minum
12. Sindhur / selendang
13. Daun pisang raja
Naskah upacara temu
manten
Pranatacara
-
Assalamu’alaikum wr. wb
-
Nuwun , sagung para Alim, para sesepuh saha pinisepuh langkung-langkung Bp.
Kyai Wiyoso ingkang dahat kinabekten. Para manggalaning praja ingkang tuhu
pantes sinudarsana , sumawana para tamu kakung miwah putri ingkang tansah
sinugata ing kaurmatan.
-
Kapurwakan kanthi ngujukaken puji syukur wonten ngarsa dalem Allah SWT , kula
pun Wisnumurti , ingkang piniji pinangka sulih sarira saking R. Harjuno kalian
garwa dalah kulawarga , ngaturaken pambagya sugeng rawuh , saha ngaturaken
gunging panuwun ingkang tanpa pepindhan, awit saking rawuh panjenengan sedaya.
-
Salajengipun , kados sampun sami priksa , bilih R. harjuno sekalian dinten
menika hanetepi darmanign asepuh, malakramakaken putra putrinipun ingkang
asesilih Rara Pregiwa dhaup kaliyan Bagus Kacanegara atmaja kakungipun R.
Werkudoro ingkang lenggah dedalem ing unggul pawenang
Wondene
upacara ijabing penganten, sampun kalampahan ing ari kalenggahan punika, ka wau
wanci tahuh 08 wnip. mapan ing dalem Harjunan . Saking keparengipun Allah SWT
awit saking donga pangestu panjenengan sedaya, upacara ijab lumampah kanthi
rancak kali sing sambekala.
Pramila
rawuh panjenengan sedaya, kasuwun hanekseni saha kasuwun paring tambahing donga
pamuji , mugi pinanganten anggenipun badhe mangun bebrayan, tansah manggih
kabagyan tuwin kamulyang, dadosa kulawarga ingkang sakina mawaddah warohmah,
pinaringana putra ingkang sholeh lan solihah.
-
Para rawuh kakung saha putri ingkang tuhu kinurmatan,
Pahargyan
ing wanci punika saged lumampah, inggih hamung karana paring pambiyantunipun
sanak kadang, tangga tepalih punapa dene tandha tresna saking sagung para tamu.
Ingkang
menika panjenenganipun R. Harjuno kaliyan garwa dalah kulawarga, mboten saged
atur pinwales menapa-menapa , kejawi namung ngaturaken gunging panuwun ingkang
tanpa pepindhan , kairing panyuwun wonten ngarsa dalem Allah SWT , mugi sih
kadarman panjenengan sedaya pinaringan lelintu ingkang satraju.
-
Salajengipun R. Harjuno sekalian ugi nglenggana, kathah kekirangan saha
kalepatan anggenipun nampi saha ngacarani rawuh panjenengan sedaya, wiwit
saking kirang gupuh aruh lungguh tuwin suguh ingkang mboten damel suka reraning
penggalih sagung para tamu ingkang punika R. Harjuno sakulawarga nyuwun
agunging sih pangaksami.
-
Ing wasana dhumateng para tamu kakung saha putri , kasuwun hanyekecakaken
anggenipun sami lelenggahan ngantos paripurnaning pahargyan ing mangke kanthi
mardikaning penggalih . Saha kasuwun mugi wonten keparengipun hangedhapi
pasugatan ingkang saged kaaturaken
-
Pinangka panutuping atur, mbok bilih wonten lepat atur kula, keparenga para
tamu paring agungin pangaksami. Bilahit taufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum
wr. wb.
PANYANDRA PENGANTEN PUTRI WIYOS PINUJUSASANA
RINENGGA
1.
Penganten putri miyos saking panti busana, lenggah ing sasana rinenggga.
- Binarung swaraning pradangga munya
angrangin, ambabar gendhing Ktw. Sekarteja laras slendro pathet manyura,
katingal ana wanodya sulistya ing warni mijil saking panti busana, kakanthi
manjing sasana rinengga
-
Sampating busana ingkang hangemba busananing prameswarinata, tinon saking
mandrawa kawuryan abyor mompyor pating galebyar pating calorot pindha kartika
gumingsir papan
-
Meloking wadana, sumunu agiler-gilar pindha kencana binabar. Palarapane nyela
cendhani sinungging pepaes awarna kresna. Rikma anjanges cecundhuk pinetha
wulan tumanggal, den apit centhung kanan miwah kering lir peksi jiwa-jiwa.
Cundhuk
mentul pinasng tata pinatut, katiyubing maruta manda pindha astane wong ayu
kang lagi ngawe-awe kekasihe / Ukel tekuk kapenet ing sesekaran pinilih, lamun
kadulu tuhu wimbuh hamantesi. Lamun cinandra kasulistyaning penganten putrid,
sayekti luwih warna kurang candra. Dhasar sedheng dedege, mantesi genging
sarira, sasolahe milangoni lelewane tansah hanuju prana , anggambaraken lamun
pinanganten putrid tuhu wanodya ingkang pinter bekti marang kakunge.
-
Ing mangke nggenya lumaksana pinanganten putrid, wus ngancik unggyan kang
tinuju. Dening juru sumbaga gya kaaturan lenggah ing dhampar pinasri
-
Nalika samana, pinanganten putrid wus lenggah anggana raras, tegese lenggah piyambak-an
. Jroning nggalih hamung tansah hangantu rawuhipun ingkang raka garwa, prandene
datan kawijil pangandikane, hamung semuning wadana sung sasmita mugi
pinanganten kakung daya-dya kaaturan rawuh.
-
Pramila mbalung jagung supama, pinunggel semanten rumiyin, pangrumpaka adicara
lenggahipun pinanganten putri ing sasana rinengga, tumuli badhe hangancik
adicara salajengipun. Nuwun
Panyandra Pengantin Kakung Rawuh
2.
Penganten Kakung Rawuh
-
Tanggap ing sasmita Risang Pinanganaten kakung, dupi pirsa lamun wus tinengga
dening garwa pepudyanipun, daya-daya jengkar saking palereman, arsa manjing
sasana wiwahan
-
Tan pantara dangu, saking gapuraning sasana wiwahan, sampun katingal
gumebyaring cahya pindha teja kinuwung prabawa. Daya dangu saya cetha, saya
caket saya ngalela. Sayekti punika tejane rising pinanganten kakung, ingayab
dening para kadang sentanane.
-
Pinanganten kakung kawuryan ngagem busana ingkang hangamba busananing narendra,
lamun kadulu king mandrawa katon agung, mrabu miwah mrabawa.
Agung
ateges kebak ing kaendahan kang sanyata adiluhung, mrabu, pindha jejering
narendra kang kebak ing kawibawan luhur. Wondene mrabawa, sayekti sinung
prabawa, edi endah milangoni.
-
Dhasar penganten kakung bagus pasuryane, mikolehi piadege, katon lamun bawa leksana
bebudene. Saupama tamtama, sayekti sembada wira tama prawira jayeng palugon .
Tatag tangguh tanggon tanggung jawab prapteng ngendon
-
Ing mangke wus ngancik wiwaraning sasana wiwahan, pinanganten kakung miwah
sanggya para kadang pangayab tumuli samya kandheg nggenira lumaksana, dupi
hangancik titilaksana pasarah tinampi
-
Pangarsaning duta ingkang kasarra dening R. Setyaki, punapa dene R. Nakula
ingkang piniji kinayra sulih sarira R/ Harjuna, sampun samya sawega ing gati.
Pramila katur para prayagung ingkang samya hawung karti, sumangga nuwun
Panyandra
Upacara Panggih Pengantin
3.
Upacara Panggih Saha Adat (Krobongan)
-
Wus dungkap wahyaning mangsa kala, tumapaking prastawa gati nenggih upacara
adat panggihing pinanganten sarimbit.
Nalika
samana, pinanganten kakung lumaksana hanuju mring sasana piniji, makaten ugi
pinanganten putri sampun jengkar saking palenggahan arsa hamapag rawuhipun
ingkang raka garwa . Lon lonan nggenira lumaksana pinanganten kekalih,
pratandha suka hanengenaken mring rasa pangati-ati
-
Dupi wus samya caket ngggenira lumaksana, pinanganten kekalih samya apagut
tingal, tumuli kumlawe astane samya abebalangan gantal, kinarya pralambang
manunggaling sih katresnan jati pinanganten kekalih. Pindhane suruh sanadyan
dinalu beda lumah lawan kurebe, parandene lamun ginigit padha rasane.
-
Ing mangke pinanganten kakung gya marepegi ponang antiga, tumuli tinapak ing
pada, pecah sanalika. Sayekti kinarya pralambang antebing tekade, nggenya badhe
mecah saking panggulawenthahing rama ibu,.arsa madeg balewisma mandireng
pribadi, kinarya sarana tumbangkaring wiji murih lestarining tumuwuh.
-
Pinanganten putri daya-daya anjengku sarwi sumembah, tumuli amijiki
samparanipun ingkang raka garwa. Kinarya pralampita prasetyaninpun pinanganten
putri, nggennya tansah setya bekti mring guru nadi ing salami-lami. Ing
pangajab mugi sedaya lelampahan kirang pryaogi ingkang sampun kawuri den wijiki
murih musna kantun watak budi rahayu, kinarya sangu angayuh kamulyaning agesang
bebrayan.
-
Nalika samana pinanganten kekalih sampun jumeneng jajar akekanthen asta, dening
rama ibu gya sinengeban sindur , kakanthi manjing sasana adimulya,
kalenggahaken ing dhampar pelaminan. Paran ta werdine dene pinanganten jroning
lumaksana kanthi sinengeban sindur . Sayekti kinarya pramlampita, bilih
bebrayanipun pinanganen sarimbit tansah tinuntun dening feh darmaning kautaman,
tinangsulan deneing reh darmaning plakrami, jumbuh paugeraning agami ingkang
rinasuk.
-
Sanadyan lon-lonan nggenira lumkasana, parandene ing mangke pinanganten
sarimbit wus ngancik unggyan kang tinuju, nenggih sasana adimulya/
-
Sindur gya linolos, Ibu juru sumbaga tumuli hamrattitisaken adicara bobot
timbang. R. Harjuna gya lenggah ing dhampar pinasri, pinanganten sarimbit
pinangku dening ingkang rama. Kawijil pangandikane Ibu Wara Sembadra, mundhut
pirsa dhumateng ingkang garwa. “ Awrat pundi bapakne?” Kandthi aris R. Harjuna
paring wangsulan, “Padha bobote!” / Anggambaraken lamun wus timbang bobot
katresnane, saha kekalihira arsa rinengkuh sami, mboten badhe emban cindhe
emban siladan, hanangin kekalihira arsa rinengkuh putra pribadi.
-
Paripurna upacara bobot timbang, tumuli hangadani upacara tanen. Liripun
pinanganten sarimbit kawisudha lenggah ing dhampar pelaminan, candrane pindha
raja myang prameswari. Upacara punika kinarya pralambang, bilih wiwit kala
mangsa punika pinanganten sarimbit sampun madeg balewisma mandireng pribadi,
uwal saking panggulawentahing rama ibu.
-
Salajengipun badhe lumampah upacara kacar-kucur.
Upacara
punika anggambaraken bilih jejering kakung wajib paring guna kaskaya dhumateng
ingkang garwa. Sedaya asiling pakaryan kedah kaparingaken datan wonten
ingkangkasingidaken. Pinanganten putrid anggadhahi wajib hanampi guna kaya
peparingin kakung kanthi nastiti ngatiati, den cak-aken kanthi premati murih
raharjaning kulawarga
-
Upacara kacar-kucur sampun paripurna, salajengipun gya hangadani upacara dhahar
walimah. Pinanganten kekalih samya dhahar kembul dulang dinulang, kinarya
pralambang prasetyaningpun pinanganten kekalih nggennya dedya sebaya papa
sebaya mulya/ Pahit getiring agesang bebrayan dedya karaosaken sesarengan.
5.
Sungkeman
Dupi
priksa lamun para pepundhen catur sampun kepareng lenggah, pinanganten sarimbit
daya-daya jengkar saking palenggahan gya hangaturaken sungkem mring rama ibu.
Candrane tansah kairing puja mugi tansah rahayu.
Nalika
samana, sampun jengkar rising pinanganten sarimbit repepeh-repepeh pindha sata
matarangan, ngabyantara ing ngarsa rama saha ibu. Wadana tumungkul yayah konjem
ing bantala, tangkeping asta sumembah, sinartan eninging cipta nyadhong
pangastawa saking rama ibu.
Gilir
gumanti pinanganten sarimbit hangaturaken sungkem mring pepundhen catur.
Sanadyan lir sinendhal mayang penggaliipun rama ibu dupi hanampi sungkemipun
ingkang putra, parandene para pepundhen catur samya paring donga pangestu
dhumateng pinanganten sarimbi. Mugi-mugi nggennya badhe amangun balewisma ing
madyaning bebrayan agung, tansah tansah manggih cepaka mulya sawakul gedhene,
liripun sageda tansah sembada kang sidedya, jumbuh ingkang ginayuh lan dumugi
ingkang kaesthi. Lestari pinesthining jodho, atutruntut bagya lan mulya, tebih
saking gora godha lan rencana.
Sampun
paripurna adicara sungkeman, salajengipun pinanganten sarimbit arsa tedhak
citra utawi foto sesarengan rama saha ibu, kinarya pepenget tumapakaking
prastawa gati ing wanci punika.
Kanthi
upacara tedhka citra, pratandha paripurna upacara adat panggihing pinanganten
sarimbit. Daya-daya hangancik adicara salajengipun. Nuwun.
Pasrah
Assalamu
'alaikum Wr.Wb
Poro
pepunden sesepuh aji sepuh ingkang satuhu pono ing pamawas miwah lebdo ing
pitutur
Poro
pinisepuh saha sesepuh ingkang hanggung hamastuti dumateng pepeoyaning kautaman
ingkang pantes nampi pakurmatan
Poro
pangenban pangembating projo satrianing nagari ingkang minangka
pandam-pandoming kawulo dasih.
Nuwun
inggih para brayat ageng barayo wiro wiyoto wiro tamtomo purno karyo labet
projo ingkang sampun wenang nampi wahyuning kasutapan ingkang satuhu bagyo
mulyo.
Kunjuk
panjenenganipun poro alim para –para ulama, bopo haji saha ibu hajah poro
santriwan santriwati ingkang rinten dalu tansah sumanding kitap suci wahyuning
ilahi, pinangka panuntun kiblating panembah ingkang satuhu luhuing budi.
Poro
sedyo werdo carono madyo tamu kakung miwah putri ingkang satuhu bagyo mulyo.
Sang
yaning para tamu ingkang tansah pinundi pundi, kawulo nuwun kanti linambaran
pepayungipun raos suko sukur dumateng Gusti, mugi rahayu wilujeng sagung ing
Dumadi. sak lebetipun wonten ing pahargyan agung prastowo punika.
(setelah
mengucapakan puji syukur selanjutnya intinya teks pidato pasrah penganten
kakung ada di bawah ini, lanjutkan untuk membacayanya)
Panjenanganipun
Bp…(ingkang nampi) ingkang sepindah,wondene wigatosing sedyo sowan kulo wonten
ngarso panjenengan ingkang angka pisan ngaturaken sewu pangapunten mbok bilih
ingkang hamengku gati…(besan saking temanten kakung) boten sagen masrahaken
putanipun calon temanten kakung kapekso namung saged mgatiraken salam taklim
mugi katuro dumateng panjenengan sedoyo, ingkan lumantar kawula. mbok bilih anggenipun
hangrakit sekar cempoko mulyo, hamiwoho suto mahargya siwi tetepo winengku ing
suko basuki.
Jangkep
kaping kalih, rehing putra calon temanten kakung nuwun inggih panjenenganipun
Bg…..(nama temanten kakung), atmaja panjenenganipun Bp/ibu….ingkang pidalem
ing….sampun kelampahan ijab/daup kaliyan Rr….(nama temanten putri), atmojo
panjenenganipun Bp/ibu…(orang tua dari temanten putri), kala wau dinten…Surya
kaping….( tanggal, bulan dan tahun proses ijab qobul), wanci tabuh ….mapan ing
dalem….mriki, kanthi nirbaya nir wikara boten wonten alangan satunggal punapa.
Mbok
bilih sampun titiwanci tumapaking gati, pramila calon temanten kakung kula
pasrahaken, mugi saged katindakaken dhaup panggihipun temanten, anut satataning
adat widhiwidana ingkang sampun lumampah wonten ing padukuhan….(nama desa
prosesi acara tersebut)…kula sak pengombong tansah jumurung pamuji ing karso,
sinatran puji dongo mugi gusti tansah ngijabahi dumateng temanten sarimbit,
anggenipun amangun brayat engga, tansh manggih guyuo rukun, atut runtut, ayem
tentrem, rahayu ingkang tinuju, bagya mulya ingkang sinedyo.
Dene
ingkang wekasan, sesampunipun paripurnaning pahargyan kula sarombongan
pengombyong temanten kakung, kaparengo nyuwun pamit saha nyuwun pangestu,
mugi-mugi lampah kawula sarombongan manggih wilujeng kalis ing rubedo nir ing
sambikolo dumugi dalemipun soang -soang.
Semanten
ugi mbok bilih kawula anggenipun minangka talanging basa wonten kekirangan
dalasan kaladuk anggen kawula matur, kirang subasita ingkang singlar ing reh tata
krami, kawula tansah nyuwun lunturing sih samodra pangaksami.
Akhirul
kalam, wabilahi taufik wal hidayah
Wassalamuaalaikum
wr.wb.
Pinampi
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Nuwun,
para pinisepuh ingkang satuhu kinabekten. Bapak-bapak, Ibu-ibu, sadherek-sadherek
saha dutaning besan ingkang dahat kinurmatan.
Saderengipun
kula nyuwun sih pangapunten ingkang agung awit kula jumeneng ing mriki.
Panjenenganipun
Bapak ………………………. (asmanipuningkang masrahaken) kula minangka wakilipun
Bapak……………..sekaliyan ingkang wekdal punika mboten kuwawi matur, amargi
Bapak……………………….sekaliyan nembe ngeraosaken rombongin
penggalih
suka pari suka pikantuk sung-sung talining katresnan ingkang tanpa pepindhan.
Sepindah,
panjenenganipun Bapak,. …………… sarimbit
ngaturaken
puja-puji syukur dhateng ngarsanipun Gusti Allah SWT. ingkang sampun
ndhawahaken kanugrahan dhumateng
Bapak
saha Ibu…………………, katitik ing wekdal punika saged
ngajangi
pawiwahan upacara pasrah-pasrahan.
Ingkang
kaping kalih, kula pribadi tuwin Bapak………………….
sekaliyan
ngaturaken pambagya rahayu wilujeng rawuh panje-nengan sadaya, ingkang sampun
kanthi sugeng basuki mlarapaken sarat sarana pasrahan saking dalem dumugining
wisma mriki.
Kaping
tiganipun, atur salam taklimipun sampun dipun tampi dening
Bapak………………….sekaliyan, ingkang lumantar Bapak …………………… (ingkang ngaturaken
pasrahan) kala wau.
Semanten
ugi Bapak…………………. sekaliyan ngaturaken
salam
mugi katur wonten ngarsanipun bapak saha Ibu………………..kanthi pepuji mugi-mugi
tansaha pinaringan sih kanugrahaning Pangeran, cinelakna ing suka rahayu lan
tinebihna ing godha ren-cana.
Kaping
sekawan, Bapak…………………………..sekaliyan neda nerima ngaturaken matur nuwun ingkang
tanpa pepindhan, dene Bapak………………….sekaliyan kersa angenthengaken bot kare-
potaning
Bapak……………………..
Pramila
saking punika, pasrahan temanten kakung sampun dipun tampi kanthi suka renaning
manah. Menawi sadayanipun sampun sumekta ing damel, Sri panganten kekalih badhe
kadhau-paken .
Mawantu-wantu
panyuwunipun Bapak……………………sarimbit mugi panjenenganipun dalah para pangaraking
panganten sedaya kasuwun kanthi sanget kaparenga anglajengaken suka pari suka
anggenipun lelenggahan kanthi miranggan ngantos dumugi paripumaning pahargyan
punika.
Minangka
puputing rembag, mbok bilih anggen kula nga-turaken atur panampi punika taksih
kathah cicir-cewet kuciwaning atur, saha kirang mranani penggalih, kula namung
nyuwun gunging samodra pangaksama.
Nuwun,
Akhirulkalam,
billahit taufik wal hidayah.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
BAB
III
Kesimpulan
Indonesia merupakan
negara yang kaya salah satunya dalah budaya. Banyak budaya yang diyakini oleh
nenek moyang dan masih diyakini oleh masyarakat pada saat ini diantaranya
adalah menikah. Salah satu upacara adat yang sakral dan penuh makna. Seiring
berjalannya waktu, banyak upacara adat yang dilakukan dengan banyak versi. Akan
tetapi, tidak mengubah tahapan-tahapan yang dilakukan oleh nenek moyang.
Sebagai genersi muda, haruslah menjag dan melestarikan budaya Indonesia yang
menjadi salah satu item kekayaan.NB: tata cara adat nikahan sesuai dengan daerah masing masing.
Komentar
Posting Komentar