Cerpen unik (part 2)
Aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan, ada rencana yang terselubung dalam perkataannya. Aku berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan kenapa aku harus terlibat.
"Kumohon, tolonglah aku. Aku janji tidak akan melibatkanmu lagi jika aku gagal."
"Baiklah tuan, tapi aku juga ingin tahu apa yang sedang kau rencanakan."
"Bayi yang akan kau jaga adalah bayi yang sedang terancam nyawanya. Dia adalah putra dari pangeran Yuniar dengan putri Aurin selirnya yang kedua. Kau tahu siapa? Dia adalah kakakku, meskipun dia hidup dikerajaan tapi hidupnya sangat menderita. Selir pertamanya putri Qinan tidak sudi bila kakakku mempunyai keturunan. Karena itu dia menyuruh seseorang untuk membunuh bayi ini. Tapi dia salah orang, karena orang yang akan membunuh bayi ini adalah paman dari bayi tak berdosa ini.
"Lalu apakah dia mengetahui kalau bayinya masih hidup?"
"Tidak, aku merahasiakannya dari siapapun. Kecuali kau."
"Lalu bagaimana dengan orang tuamu? Apa mereka juga mengetahui hal ini?"
" Mereka tidak tahu apa-apa, Ayahku meninggal sebelum kakakku menikah, dan ibuku sama sekali tidak mengingat kami, aku berusaha mendapatkan pengobatan dari tabib yang benar-benar handal. Tapi semua itu sia-sia, lalu ku putuskan untuk pergi dari rumah."
"Apa??? Kau,,, kau meninggalkan ibumu disaat kondisinya sangat buruk. Kenapa kau tega melakukan itu?"
" Aku terpaksa, aku tidak punya pilihan lain. Aku harus bangkit dan memperjuangkan untuk menghukum kedzaliman yang telah menimpa kepada keluargaku. Asal kau tahu, aku juga mencemaskan keadaan ibu, aku yakin walau ingatannya memburuk tapi dalam hatinya dia selalu mengingat putra-putrinya. Karena itu, setiap hari aku selalu menjenguk ibuku, untuk memastikan dia baik-baik saja."
Aku mengerti betapa menderitanya kehidupan yang dijalani keluarganya selama ini. Akan kuusahakan keluarganya mendapatkan keadilan. Setelah beberapa hari kami menyusun rencana, tuan biru pergi menuju kota dan menemui sang Puteri, sementara aku menjaga bayi putri Aurin dari penjahat yang akan membunuhnya. Tapi aku mendapatkan masalah, ada dua orang yang telah mengetahui identitas dari bayi ini. Aku berusaha kabur dari mereka, namun keberuntungan tidak memihak kepadaku. Mereka berhasil membawa bayi itu. Aku mengikuti jejak penjahat yang telah menculik bayi sang Puteri, dan dibalik penculikan ini ada kaitannya dengan putri Qinan. Aku melihatnya mereka menyerahkan bayi sang putri kepada putri Qinan. Putri Qinan membawanya pada abdi setianya Bu Ratna. Aku mengetahui dimana bayi itu berada, dan aku hanya memastikan bayi itu aman. Disisi lain, tuan biru juga gagal menyelundup kedalam istana. Dia telah dianggap sebagai teroris kota oleh pangeran Yuniar beserta prajuritnya. Setibanya dirumah, aku menceritakan kegagalan tugasku untuk menjaga bayi putri Aurin, menceritakan kegagalan adalah zona berbahaya. Karena itu aku harus melihat wajah kecewanya padaku. Tapi wajahnya berubah sesaat, ketika aku memberikan rencana lain. Keesokan harinya aku mendatangi rumah Bu Ratna dan aku berpura-pura mencari pekerjaan kepadanya. Bu Ratna memperbolehkanku untuk menjadi pegawai di tokonya. Setelah itu, aku menemui pangeran Yuniar untuk meyakinkan bahwa tuan biru bukanlah teroris. Pangeran Yuniar tidak mudah percaya pada orang lain, tetapi karena dia telah mengenaliku pada akhirnya dia mempercayaiku.
Ketika aku sedang bekerja dirumah Bu Ratna, putri Qinan mendatanginya dengan membawa bubuk racun untuk membunuh bayi putri Aurin. Tapi Bu Ratna tidak tega melakukannya, dia meminta beberapa waktu untuk melakukan tugasnya. Dan akhirnya putri Qinan memberikan waktu sampai tiga hari. Bu Ratna nampak sangat sedih dan bingung harus melakukan apa, lalu aku berusaha mendekati Bu Ratna dan menanyainya pelan-pelan.
"Apa yang terjadi Bu?"
" Tidak nak, tidak ada apa-apa nak Kirei."
"Saya mendengar semuanya Bu. Jika ibu mau, saya bisa membantu ibu untuk menyelesaikan permasalahan ini."
"Apa? Apa kau sadar apa yang engkau bicarakan? Siapa kau sebenarnya?"
"Saya minta maaf Bu, saya adalah orang yang diamanati untuk menjaga bayi ini."
" Jadi kau melakukan penyamaran?"
"Saya minta maaf Bu Ratna. Saya minta tolong kerjasamanya. Saya mohon Bu."
"Baiklah."
Hari ketiga sudah tiba, aku menemui pangeran Yuniar untuk mengajaknya pergi ke rumah Bu Ratna dengan tanpa memberi tahu pada anggota keluarga kerajaan yang lain termasuk putri Qinan. Sedangkan Putri Qinan telah mendatangi rumah Bu Ratna.
" Bagaimana dengan tugasmu Ratna?"
"Saya minta maaf tuan putri. Saya tidak bisa melakukannya, bayi itu tidak mempunyai dosa apapun tuan putri."
"Apa kau sedang menceramahiku Ratna? Asal kau tahu, bayi ini adalah penghalangku. Hanya keturunanku saja yang akan menjadi penguasa negeri ini, bukan dia"
"Kuburlah harapanmu itu Dinda"
"Kanda..... Apa yang sedang kanda lakukan disini?"
" Mari kita pulang, kita akan mengurus perbuatanmu diruang sidang."
Pangeran tidak pernah menyangka jika selirnya akan melakukan hal kotor, sulit baginya untuk mempercayai Putri Qinan kembali. Setelah persidangan dilakukan bersama menteri kerajaan, akhirnya putri Qinan telah mendapatkan ganjarannya. Karena perbuatannya ia harus diasingkan dari kota.
Tuan biru mengajak putri Aurin bersama pangeran Yuniar untuk mengunjungi rumah ibunya. Aku sangat terkejut, betapa bodohnya aku tidak bisa mencerna cerita tuan biru. Ibu yang ia ceritakan padaku saat pertama kali aku bertemu dengannya adalah Bu Farah, orang yang telah memberiku tumpangan tempat tinggal beberapa hari sebelum aku bertemu dengan tuan biru.
"Jadi, orang yang telah menolongku dan memberikan bunga terakhir ke-1000 kepada Bu Farah adalah kau tuan biru?"
"Apakah teka-teki ini terlalu mudah?"
" Wow, sulit dipercaya tapi inilah yang kualami."
"Satu hal yang harus kau ingat, namaku bukan tuan biru, tapi namaku adalah Kenzo."
" Nama yang bagus, kau juga harus memanggilku dengan sebutan Kirei. Terimakasih kau telah banyak menolongku. Dan satu pertanyaan padamu, kenapa kau menolongku?"
" Almarhum ayahku pernah mengatakan padaku, jika aku telah mengumpulkan 1000 bunga, maka aku akan mendapatkan apa yang kuinginkan. Pada saat itu, aku akan memberikan bunga terakhir kepada ibuku. Tapi aku melihatmu sedang tak sadarkan diri, karena itulah aku membawamu kerumah ibuku. Dan ucapan Ayahku benar aku akan mendapatkan apa yang kuinginkan. Aku berhasil membongkar kesalahan putri Qinan berkat kerjasamamu. Terimakasih."
Itu adalah ucapan terakhir yang kudengar, lalu aku terbangun dari mimpi indahku.
"Kau tahu? Siang harinya aku bertemu seseorang. Aku baru bertemu tapi rasanya aku telah mengenalnya. Dan perasaanku saat itu, sama persis ketika aku berada didekat Kenzo."
"Aku tahu, orang itu adalah kak Zidan, kakak iparku."
"Tepat sekali, aku sangat bersyukur mendapatkan suami seperti mas Zidan.
Selesai....
Semoga terhibur........
Penulis: Faziaturrohmah
"Kumohon, tolonglah aku. Aku janji tidak akan melibatkanmu lagi jika aku gagal."
"Baiklah tuan, tapi aku juga ingin tahu apa yang sedang kau rencanakan."
"Bayi yang akan kau jaga adalah bayi yang sedang terancam nyawanya. Dia adalah putra dari pangeran Yuniar dengan putri Aurin selirnya yang kedua. Kau tahu siapa? Dia adalah kakakku, meskipun dia hidup dikerajaan tapi hidupnya sangat menderita. Selir pertamanya putri Qinan tidak sudi bila kakakku mempunyai keturunan. Karena itu dia menyuruh seseorang untuk membunuh bayi ini. Tapi dia salah orang, karena orang yang akan membunuh bayi ini adalah paman dari bayi tak berdosa ini.
"Lalu apakah dia mengetahui kalau bayinya masih hidup?"
"Tidak, aku merahasiakannya dari siapapun. Kecuali kau."
"Lalu bagaimana dengan orang tuamu? Apa mereka juga mengetahui hal ini?"
" Mereka tidak tahu apa-apa, Ayahku meninggal sebelum kakakku menikah, dan ibuku sama sekali tidak mengingat kami, aku berusaha mendapatkan pengobatan dari tabib yang benar-benar handal. Tapi semua itu sia-sia, lalu ku putuskan untuk pergi dari rumah."
"Apa??? Kau,,, kau meninggalkan ibumu disaat kondisinya sangat buruk. Kenapa kau tega melakukan itu?"
" Aku terpaksa, aku tidak punya pilihan lain. Aku harus bangkit dan memperjuangkan untuk menghukum kedzaliman yang telah menimpa kepada keluargaku. Asal kau tahu, aku juga mencemaskan keadaan ibu, aku yakin walau ingatannya memburuk tapi dalam hatinya dia selalu mengingat putra-putrinya. Karena itu, setiap hari aku selalu menjenguk ibuku, untuk memastikan dia baik-baik saja."
Aku mengerti betapa menderitanya kehidupan yang dijalani keluarganya selama ini. Akan kuusahakan keluarganya mendapatkan keadilan. Setelah beberapa hari kami menyusun rencana, tuan biru pergi menuju kota dan menemui sang Puteri, sementara aku menjaga bayi putri Aurin dari penjahat yang akan membunuhnya. Tapi aku mendapatkan masalah, ada dua orang yang telah mengetahui identitas dari bayi ini. Aku berusaha kabur dari mereka, namun keberuntungan tidak memihak kepadaku. Mereka berhasil membawa bayi itu. Aku mengikuti jejak penjahat yang telah menculik bayi sang Puteri, dan dibalik penculikan ini ada kaitannya dengan putri Qinan. Aku melihatnya mereka menyerahkan bayi sang putri kepada putri Qinan. Putri Qinan membawanya pada abdi setianya Bu Ratna. Aku mengetahui dimana bayi itu berada, dan aku hanya memastikan bayi itu aman. Disisi lain, tuan biru juga gagal menyelundup kedalam istana. Dia telah dianggap sebagai teroris kota oleh pangeran Yuniar beserta prajuritnya. Setibanya dirumah, aku menceritakan kegagalan tugasku untuk menjaga bayi putri Aurin, menceritakan kegagalan adalah zona berbahaya. Karena itu aku harus melihat wajah kecewanya padaku. Tapi wajahnya berubah sesaat, ketika aku memberikan rencana lain. Keesokan harinya aku mendatangi rumah Bu Ratna dan aku berpura-pura mencari pekerjaan kepadanya. Bu Ratna memperbolehkanku untuk menjadi pegawai di tokonya. Setelah itu, aku menemui pangeran Yuniar untuk meyakinkan bahwa tuan biru bukanlah teroris. Pangeran Yuniar tidak mudah percaya pada orang lain, tetapi karena dia telah mengenaliku pada akhirnya dia mempercayaiku.
Ketika aku sedang bekerja dirumah Bu Ratna, putri Qinan mendatanginya dengan membawa bubuk racun untuk membunuh bayi putri Aurin. Tapi Bu Ratna tidak tega melakukannya, dia meminta beberapa waktu untuk melakukan tugasnya. Dan akhirnya putri Qinan memberikan waktu sampai tiga hari. Bu Ratna nampak sangat sedih dan bingung harus melakukan apa, lalu aku berusaha mendekati Bu Ratna dan menanyainya pelan-pelan.
"Apa yang terjadi Bu?"
" Tidak nak, tidak ada apa-apa nak Kirei."
"Saya mendengar semuanya Bu. Jika ibu mau, saya bisa membantu ibu untuk menyelesaikan permasalahan ini."
"Apa? Apa kau sadar apa yang engkau bicarakan? Siapa kau sebenarnya?"
"Saya minta maaf Bu, saya adalah orang yang diamanati untuk menjaga bayi ini."
" Jadi kau melakukan penyamaran?"
"Saya minta maaf Bu Ratna. Saya minta tolong kerjasamanya. Saya mohon Bu."
"Baiklah."
Hari ketiga sudah tiba, aku menemui pangeran Yuniar untuk mengajaknya pergi ke rumah Bu Ratna dengan tanpa memberi tahu pada anggota keluarga kerajaan yang lain termasuk putri Qinan. Sedangkan Putri Qinan telah mendatangi rumah Bu Ratna.
" Bagaimana dengan tugasmu Ratna?"
"Saya minta maaf tuan putri. Saya tidak bisa melakukannya, bayi itu tidak mempunyai dosa apapun tuan putri."
"Apa kau sedang menceramahiku Ratna? Asal kau tahu, bayi ini adalah penghalangku. Hanya keturunanku saja yang akan menjadi penguasa negeri ini, bukan dia"
"Kuburlah harapanmu itu Dinda"
"Kanda..... Apa yang sedang kanda lakukan disini?"
" Mari kita pulang, kita akan mengurus perbuatanmu diruang sidang."
Pangeran tidak pernah menyangka jika selirnya akan melakukan hal kotor, sulit baginya untuk mempercayai Putri Qinan kembali. Setelah persidangan dilakukan bersama menteri kerajaan, akhirnya putri Qinan telah mendapatkan ganjarannya. Karena perbuatannya ia harus diasingkan dari kota.
Tuan biru mengajak putri Aurin bersama pangeran Yuniar untuk mengunjungi rumah ibunya. Aku sangat terkejut, betapa bodohnya aku tidak bisa mencerna cerita tuan biru. Ibu yang ia ceritakan padaku saat pertama kali aku bertemu dengannya adalah Bu Farah, orang yang telah memberiku tumpangan tempat tinggal beberapa hari sebelum aku bertemu dengan tuan biru.
"Jadi, orang yang telah menolongku dan memberikan bunga terakhir ke-1000 kepada Bu Farah adalah kau tuan biru?"
"Apakah teka-teki ini terlalu mudah?"
" Wow, sulit dipercaya tapi inilah yang kualami."
"Satu hal yang harus kau ingat, namaku bukan tuan biru, tapi namaku adalah Kenzo."
" Nama yang bagus, kau juga harus memanggilku dengan sebutan Kirei. Terimakasih kau telah banyak menolongku. Dan satu pertanyaan padamu, kenapa kau menolongku?"
" Almarhum ayahku pernah mengatakan padaku, jika aku telah mengumpulkan 1000 bunga, maka aku akan mendapatkan apa yang kuinginkan. Pada saat itu, aku akan memberikan bunga terakhir kepada ibuku. Tapi aku melihatmu sedang tak sadarkan diri, karena itulah aku membawamu kerumah ibuku. Dan ucapan Ayahku benar aku akan mendapatkan apa yang kuinginkan. Aku berhasil membongkar kesalahan putri Qinan berkat kerjasamamu. Terimakasih."
Itu adalah ucapan terakhir yang kudengar, lalu aku terbangun dari mimpi indahku.
"Kau tahu? Siang harinya aku bertemu seseorang. Aku baru bertemu tapi rasanya aku telah mengenalnya. Dan perasaanku saat itu, sama persis ketika aku berada didekat Kenzo."
"Aku tahu, orang itu adalah kak Zidan, kakak iparku."
"Tepat sekali, aku sangat bersyukur mendapatkan suami seperti mas Zidan.
Selesai....
Semoga terhibur........
Penulis: Faziaturrohmah
Komentar
Posting Komentar